Zine Jadi Wadah Literasi dan Ekspresi Kreatif bagi Komunitas Suporter Sepak Bola

Dengan zine sebagai wadah literasi, komunitas suporter sepak bola tidak hanya menghargai sepak bola di lapangan, tetapi juga memperkaya pengalaman mereka melalui tulisan.

Fanzine (Fan Magazine) atau biasa dikenal dengan zine merupakan salah satu media yang tumbuh sebagai media alternatif dan sering kali digunakan untuk menyampaikan aspirasi kaum minoritas. Berbeda dengan magazine atau majalah yang dalam proses produksinya mengikuti aturan-aturan yang baku, para pembuat zine menganggap apa yang mereka lakukan sebagai alternatif dan bentuk perlawanan terhadap budaya komersial dan kapitalisme konsumen. Mereka mencoba menawarkan sudut pandang yang berbeda dan melawan dominasi budaya komersial dan sistem ekonomi yang mendorong konsumsi.

Media ini biasanya diasosiasikan dengan publikasi kecil, dibuat secara manual dengan biaya produksi yang rendah dan sering kali dibuat berdasarkan pada kecintaan pada fandom atau jaringan yang terorganisir berdasarkan kesamaan selera, identitas sosial, tujuan politik, atau minat pada isu tertentu. Zine sendiri dalam proses produksinya mengusung semangat DIY (Do It Yourself) dengan kata lain siapapun dari latar belakang apapun bisa untuk menuliskan atau menyampaikan pikiranya kedalam zine.

Zine dengan segala keamatirannya yang khas membawakan sebuah semangat bahwa siapapun bisa membuatnya dengan mudah, dan sama baiknya dengan majalah atau koran profesional. Zine sebagai sebuah media alternatif telah masuk ke berbagai sektor termasuk salah satunya ke dalam olahraga yang paling diminati khususnya di Indonesia yaitu Sepak Bola.

Menyuarakan Keresahan dan Menjaring Dukungan

Di dalam dunia zine, terdapat semangat yang mengalir kuat: bukan mencari keuntungan, tetapi dukungan. Hadirnya zine bukanlah semata-mata tentang mencari keuntungan materi, melainkan tentang memberikan dan menerima dukungan dari sesama. Para pembuat zine membangun komunitas yang berpusat pada nilai-nilai kolaborasi, saling memberi dorongan, dan berbagi sumber daya. Mereka menyadari bahwa kekuatan sejati dari komunitas zine terletak pada kemampuan untuk berkomunikasi, saling mendukung, dan memungkinkan orang lain untuk berkarya. Mereka menciptakan lingkungan yang inklusif dan memperluas jangkauan zine sebagai medium ekspresi kreatif.

Sebagai contoh khususnya dalam dunia sepak bola, beberapa zine yang diproduksi oleh kolektif/komunitas suporter dibagikan secara gratis di setiap laga home atau laga-laga besar tim kebanggaannya. Matchgazine sebuah zine produksi Bawahskor yang berbasis di Yogyakarta dengan tim PSIM hingga kini telah memproduksi 9 buah zine yang secara rutin diterbitkan dan didistribusikan secara gratis di setiap pertandingan kandang berlaga di Liga 2 Indonesia.

Dari sebelah selatan, tim Persiba Bantul yang berlaga di Liga 3 Indonesia terdapat sebuah kolektif bernama Medioker Power yang selama satu tahun terakhir memproduksi sebuah zine berjudul Warta Tribun. Juga selalu dibagikan di setiap pertandingan Persiba di laga kandangnya. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan untuk menyuarakan pandangan serta keresahan yang direalisasikan dalam bentuk zine sekaligus menjadi wadah literasi bagi suporter sepak bola.

Dengan menghadirkan konten yang beragam, mulai dari ulasan pertandingan, opini, hingga karya seni dan sastra, zine-zine tersebut menjadi lebih dari sekadar publikasi biasa. Mereka mencerminkan semangat komunitas yang aktif dan kreatif dalam menyuarakan identitas dan cerita lokal, serta menawarkan ruang bagi suara-suara yang mungkin tidak terdengar di media mainstream.

Melalui inisiatif seperti ini, komunitas zine sepak bola tidak hanya menciptakan jaringan yang kuat antar sesama penggemar, tetapi juga memperkuat rasa kebanggaan dan solidaritas dalam mendukung tim kesayangan mereka. Dengan cara ini, mereka bukan hanya menciptakan zine, tetapi juga merajut kebersamaan yang kuat di antara komunitas suporter sepak bola yang begitu dinamis dan beragam.

Wadah Literasi Suporter Sepak Bola

Sebagian besar zine di ranah sepak bola juga dijadikan sebagai media literasi di kalangan suporter dengan mengajak para suporter untuk ikut berpartisipasi dalam proses penulisan zine. Zine seperti Matchgazine (PSIM), Warta Tribun (Persiba Bantul), dan 976 Zine (PSS Sleman) dalam beberapa kesempatan membuka submisi baik berupa tulisan/karya lainya yang nantinya akan di hadirkan dalam zine.

Aktivitas ini tentu saja memberikan peluang bagi para penggemar untuk menyuarakan pemikiran, pengalaman, dan cerita mereka sendiri secara kreatif. Dengan demikian, zine tidak hanya menjadi produk akhir yang dikonsumsi oleh para pembaca, tetapi juga merupakan hasil kolaborasi dan representasi dari beragam suara dalam komunitas suporter.

Selain itu, bentuk partisipasi di dalam zine, membuat para penggemar dapat memperluas pengetahuan mereka tentang dunia sepak bola, mengeksplorasi berbagai perspektif, dan memperdalam rasa keterlibatan terhadap tim kesayangan mereka. Aktivitas ini juga membantu membangun keterampilan menulis dan ekspresi kreatif di kalangan para penggemar muda, serta memupuk semangat literasi yang kritis dan mandiri. 

Dengan zine sebagai wadah literasi, komunitas suporter sepak bola tidak hanya menghargai permainan di lapangan, tetapi juga memperkaya pengalaman mereka melalui eksplorasi ide, cerita, dan pengalaman yang dibagikan melalui medium yang unik dan inklusif ini. Dalam beberapa kesempatan zine juga dijadikan sebagai media untuk mengkiritsi klub kesyangan mereka sendiri, sebab fokus serta tujuan dari produksi zine khususnya di dunia sepak bola salah satunya adalah untuk menyampaikan pandangan dan keresehan termasuk terhadap klub kebanggaan masing-masing supporter.

Pada akhirnya, zine tidak hanya menjadi alat untuk meningkatkan pemahaman tentang sepak bola, tetapi juga sarana untuk memperdalam hubungan emosional antara penggemar dan klub mereka, juga mengukuhkan ikatan yang tak terputuskan di antara mereka. Dengan demikian, zine bukan hanya sekadar publikasi, melainkan juga menjadi bagian yang integral dari pengalaman menjadi seorang penggemar sepak bola.


Editor: Arlingga Hari Nugroho
Foto sampul: WSC Magazine

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts