Berkarya demi Kemanusiaan sebagai Respons Solidaritas Para Seniman

Pameran Seni ARCHA Project. Yogyakarta.

Pandemi bukan menjadi halangan para seniman untuk menjadi produktif. Tepat pada hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-75, Archa Project menyelenggarakan Pembukaan Pameran dan Penggalangan Dana secara daring. Kegiatan tersebut berlangsung pada 17 Agustus hingga 17 September 2020 baik secara daring maupun luring.

Dengan mengangkat tema utama “Berkarya demi Kemanusiaan”, kegiatan ini merupakan sebuah bentuk tanggapan terhadap melambatnya industri kreatif dan munculnya berbagai permasalahan akibat pandemik Covid-19 di Indonesia.

“Sebenarnya ketika ngomongin seni dan situasi pandemi seperti ini, seni pun sebenarnya terdampak. Tapi di sini seni lebih berperan sebagai media penyadar, terutama seni visual,” tutur Catur Agung Nugroho, salah seorang seniman di pameran ini.

Baca juga: SkolMus Merekam Kota, Pameran Arsip Publik di Kota Kupang

Pada perhelatan ini, sejumlah 16 seniman turut terlibat dengan memamerkan 39 karya seni. Serta akan diadakan penggalangan dana melalui penjualan lukisan dalam pameran yang juga akan disalurkan untuk membantu para pelaku UMKM dan seniman yang terdampak pandemik Covid-19.

“Siapa yang Dicoba”

Salah satu seniman yang berpartisipasi pada Pameran Lukisan Archa Project adalah Rifkki Arrofik. Pada kesempatan ini, pria yang biasa disapa Roffik memamerkan tiga karya seninya antara lain “Heavy Morning”, “Siapa yang dicoba”, dan “Siapa yang dicoba #2”.

“Karya ini berasal dari pengalaman pribadi saya setelah (sekian) lama. Dulu pernah memelihara kelinci tapi ternyata saya coba kembalikan ke alamnya tapi malah kembali ke atas (mati), langsung ditabrak,” canda Roffik, yang juga merupakan mahasiswa ISI Yogyakarta.

Baca juga: Sepekan Arsitektur: Tantangan di Masa Depan

“Terkadang ada kata-kata kelinci percobaan. Dari situ saya mencoba lagi bertanya sebenarnya siapa yang dicoba. Kalau dari karya yang pertama saya memvisualkan bahwasanya manusia setiap bangun dari hidupnya sebenarnya langsung dicoba dengan segala hal yang akan dihadapi,” jelas Roffik saat wawancara di Griya Nakaya.

Pada pameran lukisan dan penggalangan dana daring ini, Archa Project mengoptimalisasi media daring secara interaktif selama satu bulan. ARCHA Project juga menyelenggarakan beberapa acara seperti BiRu (Bincang Seru). Mereka melakukan wawancara dengan para pelukis yang berpartisipasi dalam pameran. Bagi warga Jogja yang ingin menikmati pameran secara langsung, Archa Project juga memfasilitasi kunjungan secara fisik by appointment di Griya Nakaya jalan Nyai Ahmad Dahlan no. 34, Gondomanan, Kota Yogyakarta, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

 

Editor: Agustinus Rangga Respati

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts