Kumpulan puisi ini; Puisi Pagi Seorang Tunawisma, Sabda Nelayan Konak, dan Menggerutui Masa, ditulis oleh Rio Aji. Seorang mahasiswa Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Aktif menulis sejak SMA. Hobi membaca serta olahraga guna mengisi waktu luangnya di dunia.
Puisi Pagi Seorang Tunawisma
Awan menutup setengah parasmu
Awal hari yang terasa redup
Panas yang enggan kau salurkan
Terang yang terlalu labil untuk menyala
Kisah cinta pelipur lara yang semakin hampa
Manusia-manusia setengah asa
Berlalu lalang di tepian ibu kota
Mencari seupah harta untuk hidup di dunia
Berharap imajinasi yang kunjung menjadi realita
Ini dunia sudah terlalu banyak dituntut oleh manusia
tak ngerti arti makna ia tercipta
Sabda Nelayan Konak
Malam kelabu ditemani bintang yang
bersolek bak wanita penghibur di sampingmu…
Sambil ditemani cuitan hewan dan lantunan musik
melayu dipelataran rumput tepi sungai Serayu…
Kau mulai mendekapnya tanpa ragu
seakan hanya kau dan dia yang sedang
bercumbu malam itu…
dengan napas setengah tarikan kau daratkan ujung
lidahmu di sisi samping lehernya dan berkata,
Jikalau aku hanya hidup hingga esok hari, maka
Izinkan aku untuk berdosa dengan bahagia malam ini
Padamu…
Menggerutui Masa
Menggeram di tengah malam
Berpikir akan remukan masa depan
Waktu adalah sosok pendendam yang tak mau mengulang keadaan
Masa lalu adalah sosok bisu yang tak mau beradu soal lalu
Masa depan adalah sosok misterius yang selalu membuat diri serius
Hidup harus diurus agar jalannya tak putus-putus
Bagaimana pun derasnya arus,
Kaki harus terus berjalan lurus
Agar tidak mendapatkan hasil yang minus
Dengan perjuangan yang tulus,
Pasti kita akan mencapai tujuan dengan mulus
Penyelaras aksara: Arlingga Hari Nugroho
Foto sampul: Muhammad Fajar Imani
Asiq buad dibaca sambil jongkog ditepian closed