Bill Gates dalam acara TEDTalks pada bulan Maret 2015 mengimbau para peserta untuk siap pada bencana epidemi. Dalam pembicaraannya dalam kanal YouTube bertajuk “The next outbreak? We’re not ready”, pendiri Microsoft ini mengatakan bahwa sesuatu yang dapat membunuh 10 juta orang dalam beberapa dekade ke depan yang paling memungkinkan adalah sebuah virus berbahaya daripada sebuah perang. Bukan misil, namun mikroba.
Kekhawatiran salah satu orang terkaya di dunia tersebut akan bencana epidemi pun terjadi. Pada akhir bulan Desember 2019 hingga kini dunia terancam bencana pandemi, yaitu virus corona. Virus yang saat ini dinamakan SARS-Cov-2 teridentifikasi muncul pertama kali di kota Wuhan, China pada akhir bulan Desember 2019 lalu. Virus ini diduga berasal dari Pasar Ikan di kota tersebut.
Virus SARS-Cov-2 pemicu corona disease (Covid-19) dapat menggandakan diri dari manusia ke manusia sehingga penyebarannya sangat mudah. Berdasarkan pemberitaan pada surat kabar harian Kompas bertajuk “Lawan Korona dari Diri Sendiri” pada 19 Maret 2020, penyebaran Covid-19 dapat menyebar dalam butiran kecil yang berasal dari hidung dan mulut ketika batuk. Sekali batuk dapat menyemprotkan 3.000 tetesan.
Baca juga: Perkara Bahasa dalam Penanganan Pandemi
Penyebaran Covid-19 yang sangat mudah ini telah tersebar hingga berbagai negara. Hal ini disebabkan karena dewasa ini mobilitas manusia yang sangat mudah. Salah satu negara yang terdampak penyebaran Covid-19 adalah Indonesia. Kasus pertama di Indonesia pertama kali terjadi pada 2 Maret 2020 berjumlah dua pasien positif. Sampai saat ini, jumlah pasien positif corona per tanggal 25 Maret 2020 mencapai 790 kasus dengan 58 orang meninggal dunia dan 31 orang telah dinyatakan sembuh.
Berbagai provinsi di Indonesia sendiri telah terdampak penyebaran virus corona. Salah satu provinsi yang terdampak adalah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Berdasarkan data pasien positif Covid-19 yang diterbitkan akun Twitter Hubungan Masyarakat Pemerintah Daerah DIY per tanggal 25 Maret 2020 jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) 115 orang dengan 33 orang dinyatakan negatif serta 18 orang dinyatakan positif dengan 1 orang dinyatakan sembuh dan 3 orang meninggal dunia.
Menghadapai bencana pandemi Covid-19, Indonesia dan negara yang terdampak bencana pandemi ini berusaha untuk mencegah perluasan penyebaran virus. Berbagai upaya telah diupayakan oleh negara-negara yang mengalami bencana ini. Menurut berita pada surat kabar harian Kompas berjudul “Jaga Jarak, Jaga Kesehatan” pada 20 Maret 2020, warga dianjurkan untuk menghindari kontak fisik dengan orang lain. Upaya lain yang dianjurkan adalah pembatasan sosial dengan bekerja di rumah, belajar di rumah, dan beribadah di rumah.
Setiap kepala rumah tangga yang ada di Yogyakarta, salah satunya desa Sumberarum, Moyudan, Sleman, Yogyakarta, menerapkan pembatasan sosial dengan karantina di rumah masing-masing. Kepala desa Sumberarum melakukan sosialisasi kepada penduduk agar mengetahui bagaimana melakukan pencegahan menghadapi pandemi Covid-19. Berbagai upaya yang dilakukan kepala desa Sumberarum dalam menyosilasikan pencegahan Covid-19 dengan mengedarkan surat imbauan dan pengumuman melalui pengeras suara di Masjid.
Imbauan yang telah disuarakan baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun kepala desa dilaksanakan dengan baik oleh seluruh penduduk desa Sumberarum, termasuk tempat tinggal penulis. Upaya yang dilakukan untuk mecegah penyebaran Covid-19 di tempat tinggal penulis adalah menjaga kebersihan diri dan tempat tinggal serta meningkatkan imunitas atau daya tahan tubuh.
Baca juga: Trickle Down Effect, Pandemi, dan Ambiguitas Pemerintah
Menjaga kebersihan diri dengan selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, sebelum dan sesudah dari toilet, maupun selepas keluar rumah. Selain itu, keluarga tempat tinggal penulis mengupayakan pencegahan dengan meningkatkan imunitas atau daya tahan tubuh. Mengonsumsi jamu, buah, dan sayur-mayur adalah upaya yang dilakukan keluarga penulis untuk meningkatkan imunitas.
Upaya pembatasan sosial ini berdampak pada kebiasaan sehari-hari. Misalnya, kegiatan belajar yang penulis lakukan saat ini dilakukan dengan dalam jaringan (daring). Tak hanya itu, komunikasi dengan teman ataupun tetangga saat ini dibatasi dengan jarak 1 meter untuk menghindari kontak fisik bahkan pertemuan langsung pun dihindari. Hal ini dapat diatasi dengan melakukan video call atau telepon.
Bencana pandemi seperti virus corona yang dihadapi oleh seluruh negara tak dapat dihindari. Seperti yang dikhawatirkan oleh Bill Gates, bencana yang dapat menyebabkan kematian terbanyak adalah virus yang berbahaya bukan peperangan. Setiap negara perlu memperhatikan upaya mitigasi bencana virus berbahaya. Peningkatan sistem kesehatan, petugas medis yang berkompeten dan dalam jumlah banyak, serta riset adalah upaya-upaya yang dapat dilakukan negara untuk menghadapi bencana seperti ini. Terkait hal ini, Bill Gates dalam pengujung acara TEDTalks mengatakan bahwa “Jika kita siap memulai sekarang, kita siap untuk epidemi berikutnya”.
Editor: Arlingga Hari Nugroho